Interaksi Sosial: Tindakan Sosial, Pengertian, Syarat Terjadinya dan Faktor Pendorong Interaksi Sosial


Manusia tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosialnya di mana mereka harus bergaul dengan sesamanya, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah yang terwujud dalam tindakan. Dalam tindakan sosial akan terjadi hubungan timbal balik antarpihak-pihak yang terlibat dalam prosesnya. Di dalam ilmu sosiologi, ini yang disebut dengan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah  intisari kehidupan sosial dan merupakan materi yang paling dasar dalam mempelajari sosiologi. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas bersama J

1.      Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial terjadi jika dua orang bertemu, kemudian ia saling bertegur sapa, berjabat tangan, berbicara, bahkan sampai terjadi pertengkaran, perkelahian dan sebagainya. Dari peristiwa tersebut terdapat dua pihak dimana salah satu pihak memberikan aksinya kemudian pihak lainnya memberikan respons (reaksi) terhadap aksi tersebut, maka dari sinilah kegiatan antara aksi dan reaksi dimulai. Kegiatan manusia di mana salah satu pihak memberikan aksi dan di pihak lai meresponnya atau memberikan reaksi, maka kegiatan tersebut dinamakan interaksi.
Interaksi sosial merupakan kegiatan manusia dengan manusia, bukan manusia dengan benda mati, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian selama aksi dan reaksi tersebut tidak terjadi antara manusia dan manusia, maka aktivitas tersebut bukan merupakan interaksi sosial. Misalnya saja seorang yang menendang bangku, atau merobohkan pagar di depan Gedung DPR pada saat sedang demonstrasi, itu bukan merupakan sebuah interaksi sosial. Maka, indikator (tolak ukur) dari interaksi sosial adalah adanya aksi dan reaksi.
Dari sedikit paparan tersebut dapat kita simpulkan  bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok, baik dalam kerja sama maupun dalam persaingan atau pertikaian. Adanya interaksi sosial merupakan naluri manusia yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregariousness).
Untuk lebih memahami pengertian dari interaksi sosial, maka kalian perlu tahu kriteria atau ciri-ciri dari interaksi sosial, yaitu sebagai berikut:
a.       Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu. Kriteria ini merupakan prasyarat mutlak sebab tidak akan mungkin terkadi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika tidak ada teman atau lawan dalam proses tersebut.
b.      Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol. Yang dimaksud simbol disini adalah benda, bunyi, gerak atau tulisan yang memiliki arti.
c.       Ada dimensi waktu (yaitu lampau, kini dan mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung. Interaksi sosial akan senantiasa terjadi dalam ruang dan waktu, artinya kapan dan dimana saja.
d.      Adanya maksud atau tujuan tertentu.

2.      Tindakan Sosial
Hal terpenting dari interaksi sosial adalah tidak terlepas dari konsep tindakan atau perilaku manusia. Karena melakukan hubungan dengan orang lain melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai, dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di dalam lingkungan masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial.
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat memengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan mengingat tindakan sosial menjadi perwujudan dari perhubungan atau interaksi sosial. Jadi tindakan sosial adalah tindakan atau perilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan. Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe yaitu:
a.      Tindakan Sosial Instrumental
Tindakan sosial instrumental dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Tindakan ini bersifat rasional (masuk akal). Artinya, tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang dipertimbangkan. Misalnya, ketika seseorang memutuskan membeli rumah dibanding mobil karena rumah merupakan kebutuhan pokok yang harus segera dipenuhi untuk tempat berlindung anggota keluarganya dari pada mobil yang mungkin sebatas kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.

b.      Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Tindakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

c.       Tindakan Sosial Tradisional
Tindakan sosial ini dilakukan tanpa perhitungan secara matang, melainkan lebih karena kebiasaan yang berlaku selama ini dalam masyarakat. Itulah sebabnya, tindakan ini cenderung dilakukan tanpa suatu rencana terlebih dahulu, baik tujuan maupun caranya karena pada dasarnya mengulang dari sudah dilakukan sebelumnya. Cotohnya, berbagai tradisi yang sering dilakukan masyarakat suku bangsa di Indonesia. Seperti upacara pembakaran mayat di Bali disebut ngaben.

d.      Tindakan Afektif
Tindakan sosial afektif tergolong tindakan yang irasional, karena sebagian besar tindakan dikuasai oleh perasaan (afeksi) ataupun emosi, tanpa perhitungan, atau pertimbangan yang matang. Perasaan entah marah, cinta, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan. Misalnya, ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau mencium.

3.      Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dalam sosiologi sangat kompleks. Dalam berinteraksi sosial, manusia selalu membutuhkan instrumen syarat yang saling berhubungan. Tanpa syarat yang lengkap, interaksi sosial akan berjalan tumpang. Adapun syarat interaksi sosial dalam sosiologi adalah:
a.      Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan kata “tangere” yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik belaka. Sebagai gejala sosial yang saling berhubungan, berhadapan/bertatap muka antara dua orang individu atau kelompok tanpa bersentuhan secara fisik satu sama lain. Kontak hanya mungkin berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau keadaan masing-masing. Artinya, kontak memerlukan kerja sama kedua belah pihak.
Dalam kehidupan sehari-hari, kontak sosial dapat dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya berdasarkan cara, sifat, bentuk dan tingkat hubungannya.
v  Jika dilihat dari caranya, kontak sosial dibagi menjadi 2:
1)      Kontak sosial langsung, yaitu hubungan timbal balik antara individu maupun antar kelompok terjadi secara fisik. Misalnya, berbicara, bahasa tubuh, memukul, dan sebagainya.
2)      Kontak sosial tidak langsung, yaitu kontak yang terjadi melalui mediator (perantara) seperti melalui surat kabar, radio, televisi, e-mail, dll.

v  Jika dilihat dari sifatnya, kontak sosial dibedakan menjadi 3:
1)      Kontak antar individu, kontak yang terjadi antara individu dengan individu. Misalnya, kontak antarteman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan siswanya, dan lain-lain.
2)      Kontak antar kelompok, kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Misalnya, kontak bisnis antar perusahaan.
3)      Kontak antar individu dengan kelompok, kontak yang terjadi antara individu dengan suatu kelompok tertentu. Misalnya, kontak calon anggota DPR dengan DPR sebagai lembaga legislatif.

v  Jika dilihat dari bentuknya, kontak sosial dibagi menjadi 2:
1)      Kontak sosial positif, kontak sosial dapat dikatakan positif jika bentuk hubungan sosial tersebut mengarah pada pola-pola kerjasama.
2)      Kontak sosial negatif, kontak sosial dapat dikatakan positif jika bentuk hubungan sosial tersebut mengarah pada pertentangan yang berakibat putusnya interaksi.

v  Jika dilihat dari tingkat hubungannya, kontak sosial dibedakan menjadi 2:
1)      Kontak primer, yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Kontak seperti itu disebut pula kontak langsung. Misalnya, tatap muka, saling berjabat tangan, saling memberikan senyum, dan lain-lain.
2)      Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan timbal balik. Kontak seperti itu disebut pula kontak tidak langsung. Misalnya, seorang pengusaha yang meminta sekretarisnya untuk menyampaikan pesan kepada kliennya.

b.      Komunikasi Sosial
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, “communicare” yang artinya memberi atau menanamkan. Kata communicare itu sendiri berakar dari kata “communis” yang artinya umum. Komunikasi mempunyai banyak makna. Secara sederhana bisa diartikan tidakan atau perbuatan mengirimkan atau meneruskan sesuatu. Salah satunya adalah pesan/informasi secara lisan maupun tulisan. Komunikasi dapat diartikan suatu cara menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak yang lain sehingga terjadi pengertian bersama. Pengertian komunikasi lebih ditekankan pada bagaimana pesan tersebut diproses.
Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator. Orang yang menerima komunikasi disebut komunikan. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, maka komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau kode tertentu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa isyarat atau bahasa nonverbal. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi tersebut dapat efektif apabila pesan yang disampaikan ditafsirkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.

4.      Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial sebagai aksi dan reaksi yang timbal balik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar individu. Hal ini memang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor yang menjadi dasar terbentukya proses interaksi sosial, yaitu:
a.      Imitasi
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. Sebagai suatu proses, ada kalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru tersebut individuindividu yang baik menurut pandangan masyarakat. Akan tetapi imitasi bisa juga berdampak negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum masyarakat. Sebagai contoh, seorang remaja yang meniru cara berpakaian idolanya.
b.      Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh/pandangan tersebut dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil (minoritas) ataupun orang orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektualnya dan keadaan fisik seseorang. Sebagai contoh, kampanye yang dilakukan oleh calon presiden untuk menarik massa agar memberikan pilihan kepadanya.
c.       Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola. Identifikasi merupakan bentuk lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat. Biasanya proses identifikasi berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang. Namun, yang pasti, sang idola yang menjadi sasaran identifikasi benar-benar dikenal entah langsung (face to face) ataupun tidak langsung (melalui media informasi). Misalnya seorang bawahan yang berusaha meng–identifikasikan dirinya dengan sang atasan karena rasa kekaguman yang mendalam sehingga semua hal dikaitkan dengan identifikasi atasan.
d.      Simpati
Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginan-keinginan untuk memahami pihak lain, memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya. Dibandingkan dengan ketiga faktor interaksi sosial sebelumnya, simpati terjadi melalui proses yang relatif lambat. Namun pengaruh simpati lebih mendalam dan tahan lama. Agar simpati dapat berlangsung diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pikiran ataupun isi hatinya. Sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya simpati menjadi dasar hubungan persahabatan.
e.       Empati
Empati sebenarnya mirip dengan simpati tetapi tidak semata-mata karena perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaam organisme tubuh yang sangat dalam dan ada tindakan juga. Contohnya apabila kita melihat musibah banjir, kita seolah juga ikut menderita dan kita mengirimkan bantuan berupa baju dan kebutuhan lainnya.


untuk bahasan mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial, bisa dibaca di post selanjutnya >> klik >> Interaksi Sosial: Bentuk-bentuk Interaksi Sosial 
selamat membaca :)


Sumber:
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Budiati, Atik C. 2009. Sosiologi Kontekstual. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Widya, Deasy. 2009. Sosiologi untuk Kelas X. Wonogiri


Related Posts:

1 Response to "Interaksi Sosial: Tindakan Sosial, Pengertian, Syarat Terjadinya dan Faktor Pendorong Interaksi Sosial"

  1. mau tanya min, ada ga indikator interaksi sosial menurut para ahli ? kalau ada minta sumbernya min hhe

    BalasHapus