Setelah dipembahasan
sebelumnya kita telah membahas mengenai Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Faktor-faktor Sosialisasi, maka sekarang kita akan membahas mengenai Agen sosialisasi dan
tahapan dari sosialisasi.
1. Agen
Sosialisasi
Seperti yang
sudah diketahui sebelumnya bahwa sosialisasi adalah proses yang berkaitan erat
dengan proses belajar berinteraksi dalam masyarakat. Individu yang
bersosialisasi belajar dari orang atau pihak lain dan prosesmya berjalan
beriringan dengan perkembangan masyarakat. Orang atau pihak yang melaksanakan
sosialisasi itulah yang disebut agen sosialisasi. Siapa sajakah yang termasuk
dalam agen sosialisasi?
Menurut Fuller dan Jacobs ada empat agen
sosialisasi yang utama yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
sekolah. Mari kita coba untuk menjelaskannya satu per satu.
a.
Keluarga
Secara sosiologis, keluarga terbagi
menjadi dua yaitu nuclear family (keluarga inti) dan extended family (keluarga
luas). Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, saudara kandung atau saudara
lainnya yang tinggal di dalam satu rumah dan dalam waktu yang cukup lama.
Peranan orang tua pada tahap awal sosialisasi ini sangat penting karena apa
yang terjadi antara anak dan orang tua tidak banyak diketahui oleh orang luar.
Diharapkan bahwa kekuasaan orang tua terhadap anak tidak disalahgunakan dengan
melakukan penyalahgunaan kekuasaan seperti melakukan tindakan kekerasan
terhadap anak, mempekerjakan anak di bawah umur, dan sebagainya.
Sedangkan keluarga luas terdiri dari
beberapa keluarga seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan lainnya yang masih
menjadi kerabat baik dari pihak bapak maupun pihak ibu. Hal lain lagi apabila
kalian melakukan pengamatan di masyarakat perkotaan di mana anak-anak banyak
dititipkan pada lembaga penitipan anak, pembantu rumah tangga maupun babysitter.
Oleh karena itu, mereka memegang peranan penting dalam proses sosialisasi
karena orang tua sibuk dengan kegiatan mereka sendiri sehingga pola pengasuhan
anak diserahkan oleh orang lain.
b.
Kelompok
Bermain atau sebaya
Setelah anak beranjak besar maka agen
sosialisasi selanjutnya adalah pada kelompok bermain yaitu teman-teman
sebayanya. Pada tahap ini anak-anak memasuki game stage yaitu mulai mempelajari
aturan-aturan yang mengatur peranan-peranan orang yang kedudukannya sederajat.
Kalau di dalam keluarga, anak-anak berinteraksi dengan orang dewasa tetapi di
kelompok bermain ini, anak-anak menemukan dunia yang berbeda dan menemukan
kemampuan baru bersama teman bermainnya.
c.
Sekolah
Menurut Dreeben, di sekolah anak
dituntut agar mempunyai tanggung jawab yang lebih karena semua pekerjaan yang
diberikan sekolah tidak bisa di kerjakan dengan mengharapkan bantuan dari orang
tua seperti ketika di dalam keluarga. Guru akan menuntut seorang anak untuk
mandiri dan tidak bergantung lagi kepada orang tua. Dari pandangan Dreeben kita
dapat melihat bahwa sekolah merupakan suatu jenjang peralihan antara keluarga
dan masyarakat. Sekolah memperkenalkan aturan-aturan baru yang diperlukan bagi
anggota masyarakat dan aturan-aturan tersebut sering berbeda dan bahkan
bertentangan dengan aturanaturan yang dipelajari selama sosialisasi berlangsung
ketika anak di rumah.
d.
Media
Massa
Media massa sebagai bentuk komunikasi
masyarakat secara luas terdiri dari media cetak dan elektronik memberikan
pengaruh yang cukup penting bagi masyarakat. Coba kalian perhatikan bagaimana
anak-anak selalu meniru setiap adegan dalam film yang ditonton dan memakai
pernakpernik yang berhubungan dengan tokoh yang diidolakan? Pesan-pesan yang
disampaikan oleh agen sosialisasi media massa ini berbeda satu sama lain dan
kadangkala bertentangan dengan aturan yang diajarkan di rumah. Menurut
penelitian Robert Hodge dan David Tripp, televisi tidak memberikan pesan
tunggal yang sederhana melainkan menyajikan berbagai pesan yang rancu dan
saling bertentangan. Dampak televisi dapat memberikan arah perilaku prososial
maupun perilaku antisosial.
2.
Tahapan
Sosialisasi
Setelah mengetahui agen-agen
sosialisasi, maka selanjutnya kita akan membahas mengenai tahapan atau proses
dari sosialisasi itu. Menurut George Herbert Mead, proses sosialisasi yang
dilakukan oleh manusia adalah melalui peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu sehingga pemikirannya terkenal dengan Role Theory (teori
mengenai peranan). Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat maka
seorang individu dapat berinteraksi dengan orang lain. Pengembangan diri
manusia melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain berjalan secara
bertahap mulai dari tahap preparatory
stage, play stage, game stage,
dan generalized other.
a.
Preparatory
stage (tahap persiapan)
Tahap ini dialami seseorang sejak ia
dilahirkan kedunia ini. Pada tahap ini seorang anak mulai melakukan kegitaan
meniru walaupun belum sempurna. Misalnya adalah ketika seorang balita belajar
bicara pertama kali, ia dikenalkan dengan kata-kata yang mudah ditirukannya
seperti minum dengan kata “mi-mi”, makan
dengan kata “ma-mam.
b.
Tahap play stage (tahap bermain)
Pada tahap ini ditandai dengan
peran-peran yang dilakukan anak kecil yang menirukan peran-peran yang dimainkan
orang-orang yang berada di sekitarnya seperti orang tuanya atau orang dewasa
lainnya yang sering mengadakan interaksi dengannya. Ini dapat kalian amati
ketika anak kecil sedang bermain dan menjalankan peran yang dilakukan orang
dewasa tanpa memahami isi peran-peran tersebut. Misalnya seorang anak yang
berpura-pura menjadi dokter, pilot, polisi, tanpa tahu mengapa dokter harus
menyuntik, pilot berada di pesawat ataupun mengapa polisi itu harus membawa
pistol.
c.
Tahap game stage (tahap permainan)
Pada tahap ini, masa peniruan sudah
mulai berkurang dan tergantikan dengan peran yang secara langsung dimainkan
dengan penuh kesadaran. Selain itu, jumlah orang yang berinteraksi dengannya
semakin banyak dan kompleks serta mulai memahami peran yang harus dijalankan
oleh orang lain tersebut. Seorang anak kecil mulai menyadari adanya norma-norma
yang harus dipahami baik yang berlaku di dalam keluarganya maupun di luar
keluarganya.
d.
Tahap generalized stage (tahap
penerimaan norma kolektif)
Pada tahap ini, seorang anak telah
beranjak dewasa dan mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain
dalam masyarakat. Individu tersebut telah mampu berinteraksi dengan orang lain
dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan
orang-orang lain dengan siapa berinteraksi. Sebagai anak, ia telah mampu
memahami peranan yang dijalankan orang tua, sebagai siswa, ia telahmampu
memahami peranan yang dijalankan seorang guru, dan sebagainya.
Dari pemikiran Mead ini, tampak jelas
bahwa diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Tanpa
berinteraksi dengan orang lain, maka seorang individu tidak mampu untuk tumbuh
dan berkembang.
Sumber:
Sunarto,
Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Budiati,
Atik C. 2009. Sosiologi Kontekstual.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
JADI JUTAWAN DENGAN MUDAH
BalasHapusKLIK SAJA laskar4d.net
Hubungi Kami di :
*BBM : D8EC7434
*WA : +6281 2320 92534
*LINE : laskar4d
*WE CHAT : laskar4d
laskar4d.net
"Kami hadir untuk memberikan layanan pemasangan Taruhan TOGEL Online
BalasHapusdengan kemudahan dan keamanan yang terjamin.
- System REGISTRASI yang Mudah.
- Metode Transaksi menggunakan Bank LOCAL.
- Transaksi yang Mudah dan Cepat
- Support CS 24 Jam melalui LiveChat,BBM dll.
- Game 4D,3D,2D,Colok, Naga, Macau, Shio, dll.
- Game Live Casino, Tangkas, Slot Games, Poker dan Domino
- Bonus Refferal dengan Perhitungan Fair & transparant.
- Discount terbaik serta Index kemenangan yang Tinggi .
- Minimal Deposit 20.000
Bandar Togel Diskon Terbesar di Indonesia Pantai4d.com:
- 2D ( 29% )
- 3D ( 59% )
- 4D ( 65% )
Serta Bonus Refferall
Menyediakan 5 Pasaran Togel >>
Sydney - Sydney2 - Singapore - Hongkong Lucky7 - Hongkong
Game Online Casino
Tunggu Apa Lagi ? Segera Daftarkan Diri Anda & Teman² Anda
Mau main di HP ? BISA !! (Support Android & iOS)
Hubungi Kami :
Blackberry : D87CDA03
WA : +855968905699
Line : pantai4dcs
Pantai4d"