Dalam pembahasan sebelumnya mengenai sosialisasi
telah dijelaskan bagaimana proses sosialisasi dilakukan sebagai upaya agar
perilaku individu sesuai harapan masyarakat. Meskipun masyarakat telah
berusaha agar setiap anggota berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat
namun dalam tiap masyarakat kita selalu menjumpai adanya anggota yang
menyimpang. Proses sosialisasi yang dibangun melalui interaksi sosial tidak
selamanya selalu menghasilkan pola-pola perilaku yang sesuai dan dikehendaki
masyarakat.
Coba apa yang ada di benak kalian ketika melihat anak laki-laki berambut gondrong menggunakan gelang, anting, kalung dan perilakunya menyerupai seorang perempuan atau sebaliknya, seorang perempuan yang suka bergaya tomboy? Ini sering kita jumpai dalam masyarakat. Apakah mereka termasuk orang-orang yang melakukan penyimpangan atau mereka telah melakukan proses adaptasi dengan cara-cara sesuai penafsiran mereka? Untuk lebih jelasnya dalam menganalisis akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini.
Coba apa yang ada di benak kalian ketika melihat anak laki-laki berambut gondrong menggunakan gelang, anting, kalung dan perilakunya menyerupai seorang perempuan atau sebaliknya, seorang perempuan yang suka bergaya tomboy? Ini sering kita jumpai dalam masyarakat. Apakah mereka termasuk orang-orang yang melakukan penyimpangan atau mereka telah melakukan proses adaptasi dengan cara-cara sesuai penafsiran mereka? Untuk lebih jelasnya dalam menganalisis akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini.
1.
Pengertian
Perilaku Menyimpang
Ada beberapa tokoh yang menjelaskan
mengenai definisi perilaku menyimpang,
diantaranya adalah:
a. James
Vander Zander, perilaku
menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar
batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
b. Robert
M.Z. Lawang, perilaku
menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
c. Bruce
J. Cohen, perilaku
menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
d. Paul
B. Horton, perilaku
menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap
norma-norma kelompok atau masyarakat.
Dari
pengertian-pengertian perilaku
menyimpang tersebut maka
dapat
disimpulkan perilaku menyimpang
adalah
suatu perilaku yang diekspresikan
oleh seseorang atau beberapa
orang anggota masyarakat
yang
disadari atau tidak telah
menyimpang
dari norma-norma yang
berlaku yang telah diterima oleh
sebagian
besar anggota masyarakat.
Untuk
lebih mempertajam tentang
pengertian perilaku menyimpang, maka
menurut Paul B. Horton
(1999:191-195), penyimpangan
sosial
memiliki 6 ciri, yaitu:
a.
Penyimpangan
Harus Dapat Didefinisikan
Suatu
perilaku disebut menyimpang bilamana perilaku tersebut dinyatakan sebagai
perilaku yang menyimpang.
Menurut Paul, bukanlah kualitas dari
suatu tindakan yang
dilakukan orang melainkan
konsekuensi
dari adanya peraturan dan
penerapan
sanksi yang dilakukan oleh
orang
lain terhadap pelaku tindakan
tersebut.
Penilaian apakah suatu perilaku
termasuk
menyimpang atau tidak didasarkan
pada
kriteria tertentu yang diketahui
penyebabnya. Misalnya, tindakan
seorang anak muda yang menindik
lidahnya atau hidungnya dan
dipakaikan
anting serta bertato. Di
Indonesia
hal tersebut dianggap perilaku yang tidak umum dan melanggar norma tetapi di
masyarakat Barat hal tersebut merupakan sebuah perilaku yang biasa dan wajar
malah dianggap sebagai sebuah kreativitas.
b.
Penyimpangan
Bisa Diterima Bisa Juga Ditolak
Sebagian
ahli sosiologi menyebutkan bahwa penyimpangan tidak selalu berdampak
negatif. Ada beberapa perilaku menyimpang yang dapat diterima oleh
masyarakat, misalnya saja pendapat peserta diskusi yang bertentangan dengan
pendapat umum. Tetapi para ahli sosiologi belum banyak melakukan studi
menyangkut bentuk-bentuk penyimpangan yang diterima. Untuk semua tujuan
praktis, studi sosiologi mengenai
penyimpangan
merupakan studi mengenai penyimpangan yang ditolak. Banyak perilaku
menyimpang yang melanggar hukum. Dalam banyak hal studi terhadap
perilaku menyimpang merupakan studi terhadap perilaku kriminal.
c.
Penyimpangan
Relatif dan Penyimpangan Mutlak
Pada
masyarakat modern, kebanyakan orang tidak termasuk dalam kategori patuh
seutuhnya maupun dalam kategori penyimpangan seutuhnya. Sedangkan
seseorang yang menyimpang sepenuhnya akan mengalami kesulitan besar dalam
kehidupannya. Hampir semua orang
dalam
masyarakat kita melakukan penyimpangan pada batas-batas tertentu. Beberapa di
antaranya lebih sering melakukan penyimpangan yang lebih tinggi kadar
penyimpangannya dan beberapa yang lainnya melakukan penyimpangan yang lebih
tersembunyi. Batas-batas tertentu
disini
dimaksudkan dikatakan bahwa seorang penyimpang adalah orang yang melakukan
penyimpangan secara terbuka yang oleh orang lain hal tersebut dilakukan
secara sembunyi-sembunyi.
d.
Penyimpangan
terhadap Budaya Nyata atau Budaya Ideal
Budaya
ideal terdiri dari kepatuhan
terhadap
segenap peraturan hukum, namun
dalam
kenyataannya tidak ada seorang pun
yang
patuh terhadap segenap peraturan
hukum.
Kesenjangan nilai-nilai utama
antara
budaya ideal (apa yang diucapkan)
merupakan
masalah penting. Pada setiap
diskusi
menyangkut kesenjangan yang
dianggap
penting tersebut, diperlukan
adanya
landasan normatif yang berupa
budaya
ideal atau budaya nyata yang
dipegang
secara tersirat ataupun dinyatakan
secara
tegas. Misalnya, seorang suami
yang
melakukan kekerasan terhadap istrinya tetapi istri takut melaporkan kepada polisi maka yang
ada penyimpangan tersebut tetap terjadi.
e.
Terdapat
Norma-norma Penghindaran dalam Penyimpangan
Apabila
nilai adat atau peraturan hukum melarang perbuatan yang ingin sekali diperbuat
oleh banyak orang maka kemungkinan besar norma-norma penghindaran akan muncul.
Norma penghindaran merupakan
pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa
harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Norma-norma
penghindaran dalam masyarakat yang sering kita jumpai misalnya,
mengendarai kendaraan di luar batas maksimum kecepatan yang berlaku,
tidak menggunakan helm pada waktu bersepeda motor, pelanggaran
marka jalan, pelanggaran batas beban berat truk yang melebihi, dan
lain-lain.
f.
Penyimpangan
Sosial Bersifat Adaptif (menyesuaikan)
Penyimpangan
merupakan ancaman tetapi juga merupakan alat pemeliharaan stabilitas
sosial. Di satu pihak masyarakat hanya dapat melakukan kegiatannya
secara efisien bilamana terdapat ketertiban dan kepastian dalam
kehidupan sosial. Kita harus mengetahui sampai batas tertentu perilaku apa
yang kita harapkan dari orang lain, apa yang orang lain inginkan dari
kita, serta wujud masyarakat seperti apa yang pantas bagi sosialisasi anggotanya.
Di lain pihak perilaku menyimpang
merupakan
salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Tidak
ada masyarakat yang mampu bertahan dalam kondisi statis untuk jangka waktu lama.
Masyarakat yang terisolasi
sekalipun
akan mengalami perubahan ledakan penduduk, perubahan teknologi serta
hilangnya kebudayaan lokal dan tradisi yang mengharuskan banyak
orang untuk menerapkan norma-norma baru. Misalnya, suku Badui di daerah Banten.
Di dalam masyarakat Badui
dilarang
menggunakan alat-alat yang berbau teknologi, tetapi dengan semakin terdesaknya
masyarakat tersebut dan hasil dari interaksi dengan penduduk sekitar maka
pada malam hari karena listrik tidak boleh masuk banyak masyarakat Badui
yang telah menggunakan lilin sebagai alat penerang. Lilin merupakan teknologi yang
dibuat oleh manusia.
Sumber:
Budiati, Atik C. 2009. Sosiologi
Kontekstual. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip.
2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
0 Response to "Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat: Pengertian dan Ciri"
Posting Komentar