Apa itu sosialisasi? Atau pernahkah kalian mendengar
kata sosialisasi? Kalau kalian ingat setiap program-program kebijakan dari pemerintah
yang baru pasti akan dilakukan sosialisasi di masyarakat, seperti sosialisasi
program kependudukan (program Keluarga Berencana). Sedangkan apabila dalam
keluarga, seorang manusia atau individu belajar mengenal ruang lingkup
kehidupan masyarakat yang masih sederhana, beserta norma-norma dan nilai sosial
yang dianut dalam keluarga. Ini penting karena melalui proses pembelajaran
tersebut seorang manusia akan mampu memahami diri dan lingkungannya serta
sistem kehidupan masyarakat yang lebih kompleks tata kehidupannya.
1.
Pengertian
Sosialisasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
akan bisa hidup tanpa adanya sosialisasi pada diri kita. Sosialisasi merupakan
dasar awalnya setiap individu untuk menjalani kehidupannya di dalam masyarakat.
Seorang individu yang hidup di masyarakat yang menyimpang, kemungkinan besar
dia akan berperilaku menyimpang pula. Begitupun sebaliknya, seorang individu
yang hidup di tengah masyarakat santri, kemungkinan besar dia akan berkepribadian
santri pula. Dengan demikian, sosialisasi adalah proses belajar seorang
individu menjadi anggota masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalamnya.
Untuk memahami lebih jauh tentang sosialisasi, ada beberapa tokoh yang
menjelaskan mengenai sosialisasi, diantaranya adalah:
a.
Charlotte
Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
b.
Bruce J.
Cohen
Sosialisasi
adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan
baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.
c.
Peter
Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi
dalam masyarakat.
Jadi
dapat kita simpulkan bahwa sosialisasi merupakan suatu proses belajar yang
berlangsung sepanjang hidup manusia sejak individu dilahirkan sampai ia tua
agar individu tersebut dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2.
Jenis-jenis
Sosialisasi
Di
dalam masyarakat sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sosialisasi Primer
Menurut
Peter Berger dan Luckman, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil, di mana ia menjadi anggota masyarakat. Biasanya
pada usia 1 – 5 tahun, secara bertahap mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain di sekitar keluarganya. Ini merupakan proses penting karena apapun
yang diserap anak di masa ini menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah
dewasa.
b. Sosialisasi Sekunder
Menurut
Peter Berger dan Luckman, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dari
dunia objektif masyarakatnya. Salah satubentuknya adalah resosialisasi dan
desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberikan identitas diri
baru dan desosialisasi adalah ketika seseorang mengalami pencabutan identitas
diri yang lama. Hal ini biasa terjadi di lingkungan tempat kerja. Di lingkungan
pekerjaan inilah individu dikenalkan dan disosialisasikan dengan dunia
(objeknya) yang baru sehingga mereka dapat berperan dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
3.
Pola
Sosialisasi
Menurut
Jaeger (1977), pola sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Sosialisasi
Represif
Sosialisasi
ini menekankan pada pengawasan yang ketat dan pemberian hukuman kepada setiap
orang yang melanggar peraturan atau norma yang berlaku. Misalnya di lingkungan
pendidikan militer seperti kepolisian.
b.
Sosialisasi
Partisipasi
Sosialisasi
ini menekankan pada keikutsertaan seseorang dalam proses sosial. Anak-anak yang
sudah menaati nilai dan norma diberi pujian, sedangkan yang belum mereka terus
dibimbing, diarahkan dan diluruskan jika terjadi penyimpangan.
4.
Tujuan
Sosialisasi
Ada
beberapa tujuan sosialisasi dalam masyarakat, antara lain:
a. Mengetahui
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat sebagai
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan
seseorang kelak di tengah-tengah masyarakat di mana individu tersebut sebagai
anggota masyarakat.
b. Mengetahui
lingkungan sosial budaya baik lingkungan sosial tempat individu bertempat
tinggal termasuk juga di lingkungan sosial yang baru agar terbiasa dengan
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada pada masyarakat.
c. Membantu
pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan
mawas diri yang tepat.
d. Menambah
kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan
kemampuannya seperti membaca, menulis, berekreasi, dan lain-lain.
5. Faktor
Pengaruh Sosialisasi
Banyaknya faktor yang memengaruhi proses
berjalannya sosialisasi memberikan pengaruh bagaimana sosialisasi berjalan
dengan baik atau tidak. Faktor-faktor yang memengaruhi proses sosialisasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Faktor
Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang. Faktor intrinsik ini menyangkut motivasi, minat serta
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam rangka menyesuaikan diri dengan tata
pergaulan yang ada dalam masyarakat.
b.
Faktor
Eksternal, yaitu faktor
yang berasal dari luar individu yang melakukan proses sosialisasi dalam
masyarakat. Faktor ekstrinsik dapat berupa norma, nilai, struktur sosial,
ekonomi, struktur budaya, dan lain-lain.
Tetapi tidak semua proses sosialisasi yang dilakukan
diterima dengan baik. Kadangkala dalam melakukan proses sosialisasi ditemui
banyak kendala seperti penolakan dan ini dapat dilihat dengan perilaku
penyimpangan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan indikator keberhasilan
proses sosialisasi berjalan dengan baik apabila:
a. Meningkatnya
status yang seringkali diikuti dengan meningkatnya kepercayaan dan meningkatnya
peranan sosial di lingkungan sosial yang baru.
b. Terintegrasi
secara kuat dengan masyarakat setempat dalam setiap aktivitas yang ditandai
dengan keakraban dan persaudaraan di antara individu tersebut dengan masyarakat
yang lain. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial maupun lingkungan
fisiknya.
c. Memiliki
banyak teman atau relasi usaha yang akan mengakibatkan ketenteraman dalam
pergaulan dan keberhasilan dalam karir dan usaha.
(untuk bahasan mengenai agen dan tahapan sosialisasi, bisa dibaca di post selanjutnya >> klik >> Sosialisasi: Agen dan Tahapan Sosialisasi
selamat membaca :)
Sumber:
Sunarto,
Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Budiati,
Atik C. 2009. Sosiologi Kontekstual.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Terima kasih info nya , sangat bermanfaat
BalasHapusThank you this is so important to me..
BalasHapusSaya suka artikel ini
artikel bagus, dan jangan lupa kunjungi Klik di sini
BalasHapus